Rabu, 02 Januari 2013

Komunikasi dalam organisasi

1.  Pengertian Komunikasi.
     Komunikasi adalah suatu hal yang terpenting dalam proses organisasi. Tanpa komunikasi proses organisasi tentunya tidak akan berjalan dengan baik. Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dalam organisasi yang sifatnya formal maupun informal (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal yaitu, suatu komunikasi yang di setujui oleh organisasi tersebut, isinya berupa cara kerja organisasi itu. Sedangkan komunikasi informal yaitu, komunikasi yang di luar dari pada komunikasi formal.

2.  Unsur-unsur komunikasi.
    Komunikasi adalah suatu proses menjelaskan apa, dan kepada siapa.
    Ada 5 analisis unsur menurut Laswell (1960) :
a.       Who? (siapa/sumber).
Dalam hal ini siapa orang yang memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi entah individu maupun kelompok.

b.      Says What? (pesan apa?)
Dalam hal ini pesan apa yang akan di sampaikan kepada orang lain dalam berkomunikasi di organisasi.

c.       In Which Channel? (saluran/media).
Suatu alat yang di gunakan sebagai penyampaian pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung maupun tidak langsung.

d.      To Whom? (untuk siapa/penerima).
Individu atau kelompok yang menerima pesan tersebut dari komunikator (sumber).

e.       With What Effect? (dampak/efek).
Dampak atau akibat apa yang akan terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari komunikator (sumber).

3.  Bagaimana menyalurkan ide melalui komunikasi.
     Dalam menyalurkan ide melalui komunikasi biasanya di lakukan secara lisan. Namun, bila di antara kedua belah pihak ada yang tidak mengerti pesan yang di sampaikan. Cara lain bisa dengan gerakan tubuh kita atau biasa di sebut bahasa isyarat. Misalnya, dengan tersenyum, dan lain-lain. Ataupun pesan juga bisa di sampaikan melalui alat/media komunikasi.

Ada tahapan-tahapan dalam menyampaikan ide melalui komunikasi :
a.    Ide (gagasan) berasal dari sender (pengirim).
b.  Perumusuan adalah suatu ide yang ingin di sampaikan oleh sender (pengirim) kepada   penerima.
c.    Penyaluran (transmitting) adalah cara penyampaian suatu pesan bisa dengan lisan, isyarat, maupun tulisan, dll.
d.   Tindakan adalah suatu perintah yang di laksanakan dalam organisai.
e.    Pengertian adalah kata-kata yang di gunakan si pengirim (sender) dalam perumusan pesan.
f.     Penerimaan adalah pesan yang berisi ide yang di terima oleh si penerima (receiver).

4.  Hambatan-hambatan komunikasi.
     Dalam menyampaikan suatu pesan atau berkomunikasi sering kali menghadapi  berbagai hambatan. Hambatan-hambatan yang biasa terjadi antara lain:
a.   Hambatan Teknis.
Dalam hal ini penyampaian pesan atau komunikasi terhambat oleh teknologi. Jenis hambatan teknis dalam komunikasi :
·         Tidak adanya rencana dan prosedur yang jelas.
·         Kurangnya informasi atau penjelasan.
·         Kurangnya keterampilan membaca.
·         Pemilihan media yang kurang tepat.

b.   Hambatan Semantik.
Hambatan semantic maksudnya adalah terkadang dalam menyampaikan suatu pesan atau berkomunikasi sering kali si penerima pesan tidak mengerti bahasa dalam pesan apa yang di sampaikan.

c.   Hambatan Manusiawi.
Hambatan ini biasanya terjadi karena factor emosi dalam diri dalam bentuk presepsi, prasangka, kecakapan, atau ketidakcakapan, kemampuan, atau ketidakmampuan panca indera manusia,dll. Hambatan tersebut berasal dari perbedaan individual manusia serta iklim psikologis.

5. Klasifikasi komunikasi dalam organisasi.
   Dalam berkomunikasi di klasifikasikan antara lain :
                                 Segi sifatnya :
                           a. Komunikasi lisan            : komunikasi secara langsung
                           b. Komunikasi tertulis         : komunikasi secara tulisan.
                           c. Komunikasi verbal          : komunikasi yang dibicarakan / diungkapkan.
                           d. Komunikasi nonverbal     : komunikasi yang tersirat.

                                  Segi arahnya :
                            a. Komunikasi ke atas          : komunikasi yang berasal dari bawahan ke atasan.
                            b. Komunikasi ke bawah      : komunikasi yang berasal dari atasan ke bawahan.
                            c. Komunikasi horizontal      : komunikasi ke sesama manusia yang sama derjatnya.
                            d. Komunikasi satu arah       : Komunikasi yang tanpa adanya timbal balik.
                            e. Komunikasi dua arah       : Komunikasi dengan adanya timbal balik.

                                  Segi lawannya :
                            a. Komunikasi satu lawan satu : berbicara dengan lawan bicara yang sama.
                            b. Komunikasi satu lawan banyak(kelompok) : berbicara antara individu dengan kelompok.
                            c. Komunikasi  lawan kelompok :berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.

                                  Segi keresmiannya :
                            a. Komunikasi formal          : komunikasi secara resmi.
                            b. Komunikasi informal       : komunikasi secara tidak resmi.
Sumber:
http://yuliacenonk.blogspot.com/2012/03/16.html
   

Kepemimpinan



1. Pengertian Kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah suatu proses mengarahkan anggota organisasi dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan organisasi tersebut. Dalam hal ini, seorang pemimpin harus dapat mengatur, mengontrol, serta mendorong anggotanya agar dapat berjalan dengan baik. Pemimpin adalah seseorang yang berpengaruh pada anggota kelompok dengan guna untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut.

2. Tipe-tipe kepemimpinan.
Tipe-tipe kepemimpinan di klasifikasikan menjadi 5 tipe:
a. Tipe pemimpin otokratis.
Ciri-cirinya, yaitu:
      1. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
      2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
      3. Menganggap bahwa bawahan adalah alat semata-mata
      4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari  orang lain. Hal ini karena dia menganggap    dialah yang paling benar.
      5. Dalam menggerakkan bawahan sering menggunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur suatu paksaan dan ancaman.



b. Tipe pemimpin militeristis.
Ciri-cirinya, yaitu:
      1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah  ditetapkan, perintah mencapai tujuan  sebagai alat utama.
      2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya. Sonang kepada formalitas yang berlebihan.
      3. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
      4. Tidak mau menerima kritik dari bawahan. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.


c. Tipe pemimpin paternalistis.
Ciri-cirinya, yaitu:
      1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
      2. Bersikap terlalu melindungi bawahan jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, jarang dan pelimpahan wewenang.
      3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
      4. Sering menganggap dirinya maha tau.



d. Tipe pemimpin karismatis.
Seorang pemimpin dalam tipe ini memiliki suatu daya tarik yang besar atau kharisma. Dalam tipe ini anggota dengan mudah mengikuti cara kepemimpinan tipe ini. Dan sampai saat ini para ahli belum dapat mengetahui sebab dari kharisma tersebut.

e. Tipe pemimpin demokratis.
Ciri-cirinya, yaitu:
      1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
      2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
      3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
      4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
      5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
      6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
      7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.



3. Teori-teori kepemimpinan.
Ada beberapa teori mengenai kepemimpinan suatu organisasi :
a.  Teori Genetie.
     Inti dari teori ini di simpulkan dengan mengadakan "leaders are born and not made". Penganut teori ini berpendapat bahwa, seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Jadi, takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

b. Teori Sosial.
   Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born        and  not made", maka, para penganut sosial mengatakan sebaliknya, yaitu :


             "Leaders are made and not born".


Para penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan  menjadi pemimpin jika diberikan  pendidikan dan kesempatan.

c.  Teori Ekologis.
     Teori ini adalah penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Menurut teori ini seorang yang baik adalah apabila pada waktun lahirnya mempunyai bakat kepemimpinan. Lalu, bakat tersebut di kembangkan melalui pendidikan serta pengalaman dalam hidupnya.

Sumber:

http://manajemenringga.blogspot.com/2012/06/pengertian-kepemimpinan-dalam.html

Perubahan dan perkembangan organisasi



1.     Faktor-faktor perubahan organisasi.
a. Faktor Internal.
Dalam hal ini faktor internal adalah suatu faktor yang dimana keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi organisasi tersebut dapat berpengaruh pada organisasi serta kegiatan organisasi tersebut.
b. Faktor Eksternal.
Dalam hal ini faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar organisasi yang dapat berpengaruh pada organisasi serta kegiatan organisasi. 

2. Proses perubahan organisasi.
Suatu organisasi dapat mengalami perubahan karena organisasi akan selalu menghadapi berbagai kebutuhan. Tujuan perubahan organisasi yaitu, untuk meningkatkan kinerja efisiensi dan produktivitas, kemampuan organisasi dalam menghadapi berbagai faktor yang dapat menyebabkan suatu perubahan organisasi sehingga organisasi tersebut dapat bertahan dan berkembang, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian seperlunya sehubungan dengan perubahan-perubahan tersebut, untuk mengendalikan, khususnya dalam mengendalikan situasi kerja, sehingga anggota organisasi tidak akan di pengaruhi oleh perubahan-perubahan yang sedang terjadi dan meningkatkan peran organisasi dalam menghadapi berbagai perubahan yang sedang tejadi.

3. Ciri-ciri pengembangan organisasi.
Ada beberapa ciri-ciri dalam pengembangan suatu organisasi:
a. Strategi terencana dalam mewujudkan suatu perubahan organisasional, yang mempunyai tujuan yang jelas berdasarkan diagnosa yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi..
b. Kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak dari perubahan yang akan terjadi.
c. Menerapkan berbagai cara yang baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan seluruh satuan kerja dalam organisasi..
d. Adanya nilai humanistic. Dalam hal ini dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian yang terpenting..
e. Adanya pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh..
f. Adanya pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi..

4. Metode pengembangan organisasi.
Ada 2 metode dalam pengembangan suatu organisasi :
a.       Metode pengembangan perilaku.
b.      Metode pengembangan keterampilan dan sikap.

Pengembangan organisasi adalah suatu pendekatan yang secara sistematis yang di rencanakan untuk meningkatkan efektivitas organisasi termasuk untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam suatu organisasi.
Ada 6 tahap yang harus diperhatikan dari program Grid OD :
a.       Latihan.
b.      Pengembangan tim.
c.       Pengembangan antar kelompok.
d.      Penetapan tujuan organisasi.
e.       Pencapaian.
f.       Stabilitas.

French dan Bell mengemukakan bahwa,  ”Pengembangan organisasi telah muncul dari ilmu pengetahuan keperilakuan terapan dan psikologi sosial dan dari usaha-usaha yang berurutan untuk menerapkan latihan laboratorium dan survei umpan balik ke dalam berbagai sistem total”.


Sumber:
http://widiahlan.blogspot.com/2012/11/perubahan-organisasi.html
http://elqorni.wordpress.com/2012/04/07/modul-14-proses-perubahan-organisasi/
http://rosdianya.wordpress.com/2011/12/20/faktor-faktor-perubahan-organisasi/

Proses Organisasi



1. Proses mempengaruhi.
Proses ini merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi baik individu ataupun kelompok baik maupun tidak baik yang akan mengakibatkan terjadinya suatu perubahan sikap serta kebiasaan terhadap indvidu ataupun kelompok tersebut.
Metode yang mempengaruhi antara lain:
a.Kekuatan fisik, di dalam metode ini dilakukan menggunakan fisik, contohnya seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (dalam hal ini kekerasan).
b. Metode sanksi, di dalam metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi atau hukuman kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
c. Metode keahlian, dalam metode ini dilakukan dengan keahlian/kemampuan yang di miliki seseorang dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
d. Kharisma, dalam metode ini seseorang yang terpengaruh akan tertarik kepada orang yang memiliki kharisma tersebut. Hal ini terjadi karena orang tersebut mempunyai kharisma sehingga tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian. Dalam hal ini pengaruh tersebut bisa mencakup antar individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan individu.

2.  Proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan adalah suatu pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun dalam pemecahan masalah.
Adapun langkah-langkah dalam pengambilan suatu keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
a. Kegiatan Intelijen.
Dalam hal ini menyangkut pencarian dalam berbagai keadaan lingkungan yang dibutuhkan bagi pengambilan suatu keputusan.
b. Kegiatan Desain.
Dalam tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai kegiatan yang mungkin akan dilakukan.
c. Kegiatan Pemilihan.
Suatu pemilihan sejumlah kegiatan tertentu dari kesempatan yang tersedia.

Model-model dalam pengambilan suatu keputusan antara lain:
1. Model Perilaku Pengambilan keputusan.
a.        Model Ekonomi.
b.        Model Manusia Administrasi.
c.        Model Manusia Mobicentrik.
d.        Model Manusia Organisasi.
e.        Model Pengusaha Baru.
f.         Model Sosial.

2. Model Preskriptif dan Deskriptif.
a.       Model Preskriptif.
b.       Model Deskriptif.



          Sumber:
          http://khokouchiha.blogspot.com/2012/05/proses-mempengaruhi-dan-pengambilan.html


Selasa, 01 Januari 2013

Konflik Organisasi



1. Pengertian Konflik.
Pengertian konflik secara umum adalah  berasal dari kata kerja. Latin configire yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih, dimana salah satu pihak berusaha  untuk menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya jadi tidak berdaya.

Pengertian konflik menurut para ahli :


  1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik adalah warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat dari keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus.
  2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), suatu hubungan selain  dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat melahirkan suatu konflik. Hal ini dapat terjadi jika masing – masing bagian dari organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu dengan yang lain.
  3. Menurut Robbin (1996), konflik dalam suatu organisasi ditentukan oleh pendapat dari tiap individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka, konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka memiliki pendapat bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka, konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
  4. Dari segi perilaku, konflik adalah bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
  5. Menurut Minnery (1985), Konflik adalah interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling berhubungan dan saling tergantung, namun dipisahkan oleh suatu perbedaan tujuan.
  6. 6. Konflik dalam organisasi sering kali tidak simetris. Dalam hal ini terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak berpendapat adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
  7. Konflik adalah suatu ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena suatu alasan. Dalam hal ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
  8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku dalam berkomunikasi (Folger & Poole: 1984).
  9. Konflik selalu berpusat pada beberapa penyebab utama, yaitu tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
  10. Interaksi yang komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat diduga akan menimbulkan suatu konflik dalam tingkat yang berbeda – beda (Devito, 1995:381).

2. Jenis dan sumber konflik.
Jenis-jenis konflik antara lain:
a. Konflik Intrapersonal (Konflik dalam individu).
Konflik ini merupakan konflik internal yang terjadi pada diri seseorang (intrapersonal conflict). Konflik ini terjadi ketika individu harus memilih dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan, dan bimbang, mana yang harus dipilih untuk dilakukan.
b. Konflik Interpersonal.
Konflik ini adalah pertentangan antara sesorang dengan orang lain karena perbedaan kepentingan atau keinginan.
c. Konflik antarkelompok dalam organisasi yang sama.
Konflik ini adalah tipe konflik yang sering terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antarlini dan staf, pekerja dan manajemen merupakan dua macam bidang konflik antarkelompok.
d. Konflik antarperorangan.
Konflik ini terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi, baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap.
e. Konflik antarkelompok.
Konflik ini terjadi pada 2 kelompok atau lebih yang terjadi dalam sebuah organisasi.
f.  Konflik antarorganisasi.
Konflik ini terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidakcocokan suatu badan terhadap kinerja suatu organisasi.

Sumber konflik:
-   Faktor komunikasi (communication factors).
-  Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job    structure or organization structure).
-   Faktor yang bersifat personal. (personal factors).
-   Faktor lingkungan (environment factors).

3.  Strategi penyelesaian konflik.
Ada beberapa cara untuk menyelesaikan suatu konflik:
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik dalam mewujudkan perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah suatu pendekatan pemecahan masalah (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

4.  Motivasi.
Motif ini sering kali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan adalah gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut adalah suatu driving force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku, dan dalam perbuatannya tersebut mempunyai suatu tujuan. Pada dasarnya setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia didasari oleh motivasi (niat).

5. Teori Motivasi.
Dalam organisasi ada beberapa teori motivasi antara lain:
a.  Teori motivasi Abraham Maslow (1943-1970).
Abraham Maslow (1943;1970) berpendapat bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk suatu piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. 

b. Teori motivasi Herzberg (1966).
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor tersebut disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). 

c.  Teori motivasi Vroom (1964).
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan bahwa mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini, ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan tersebut sangat dapat ia inginkan.

d. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961).
Ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, antara lain:
-   Need for achievement (kebutuhan akan prestasi).
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan  sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow).
Need for Power (dorongan untuk mengatur).

e.  Teori Clayton Alderfer ERG.
     Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).

             Sumber:
             http://ndutagen.blogspot.com/2012/05/motivasi-dalam-organisasi.html
http://st33wiyas.blogspot.com/2011/05/teori-motivasi-organisasi.html
http://padshaa.blogspot.com/2012/10/pengertian-konflik-termasuk-konflik.html